Puasa Juara 13 Tahun, Jose Mourinho Mau Persembahkan Trofi Untuk AS Roma

By ommed


nusakini.com - Jose Mourinho memiliki ambisi besar untuk bisa membawa AS Roma menuju puncak kejayaan dengan menghadirkan trofi bagi klub ibu kota Italia tersebut.

Sebagai pelatih dengan rekam jejak hebat, pernah memenangkan treble bersama klub Serie A lainnya, Inter Milan pada musim 2009/10, Mourinho memang didatangkan Giallorossi untuk mengangkat prestasi klub secara signifikan.

Roma, kendati menyandang status sebagai salah satu klub terbesar di Italia, cukup lama mengalami masa paceklik juara yakni selama 13 tahun. Terakhir kali pasukan yang bermarkas di Stadio Olimpico itu mengangkat trofi adalah pada musim 2007/08 di ajang Coppa Italia.


Scudetto Serie A malah lebih jauh lagi dari jangkauan mereka, yang tak pernah lagi berjaya di kancah liga domestik sejak musim 2000/01 silam.

"Saya ingin memberikan trofi kepada Roma, karena klub hidup dengan gelar juara dan itu memicu semangat para penggemar," kata Mourinho dalam wawancaranya dengan majalah Italia, Esquire, soal keputusannya menerima pinangan Roma.

"Saya langsung merasakan adanya cinta untuk Roma di sini melampaui trofi, gairahnya abadi, ada dalam darah dan nuansa kekeluargaan."

"Namun, juara adalah hal yang hilang di sini dan kami sedang membangun proyek untuk sampai ke sana. Jika itu terwujud bersama saya, sempurna, jika tidak, maka akan luar biasa mengetahui bahwa saya berkontribusi pada pembangunan masa depan klub ini, yang menjadi impian semua orang."

"Saya tidak terkejut dengan antusiasme di sini, karena saya tinggal dan bekerja di Italia selama dua tahun, saya pernah menghadapi roma berkali-kali, jadi atmosfernya tidak bisa disangkal."


Sejak memenangkan treble bersama Inter sepuluh tahun yang lalu, banyak yang mulai meragukan kualitas Mourinho sebagai pelatih yang dianggap tidak mengalami perkembangan, namun The Special One tidak sependapat dengan asumsi tersebut.

"Dalam segala hal, jika seorang pelatih tidak berkembang itu karena ia telah kehilangan semangat atau mentalitas untuk terus belajar setiap hari," tegasnya. "Usia atau kebugaran fisik tidak relevan dalam profesi ini, Anda hanya bisa berkembang dengan pengalaman."

"Saya akan punya waktu untuk melihat koleksi trofi saya ketika saya pensiun, namun sekarang saya hanya ingin memikirkan tentang pertandingan berikutnya. Saya merasa lebih seperti seorang pelatih sekarang ini daripada 10 atau bahkan 20 tahun yang lalu." (gi/om)